Friday, July 26, 2013

Kesurupan Saat Piket ( Cerita Mistik )

ada hama, di ongol-ongol
udah lama gk nongol :D

kali ini, ane bakal bagiin cermis tulisan ane yang sebelumnya udah ane terbitin di http://mistik.reunion.web.id. Atau mungkin ada yang pengen share cerita mistik. Bisa mampir disono atau dimari nih, blog ane :D
be-te-we biar kagak banyak ngobrol, langsung aja ye, ini dia nih tulisan ane ;)
                                                   Selamat Membaca ^_^
                                                ------------------------------------


Kali ini k1za akan bercerita lagi seputaran kisah sepupu k1za yang saat itu masih sebagai mahasiswi disebuah universitas swasta yang cukup ternama di Lombok. Ia kuliah di fakultas kesehatan universitas itu dan mengambil jurusan Akademi Kebidanan yang kemudian disusul oleh kakak k1za untuk kuliah diuniversitas, fakultas bahkan jurusan yang sama ( benar-benar saudara yang solid ). Kisah ini diceritakannya kepada k1za dan saudara-saudara sepupu yang lain saat berkumpul ketika lebaran.
Sebut saja nama kakak itu mbok (- bahasa halus- panggilan untuk kakak perempuan ) Indi. Ketika itu kami tengah berkumpul untuk saling berbagi cerita. Tiba-tiba karena teringat kakakku yang juga merupakan mahasiswa di universitas dan jurusan yang sama. Akhirnya mereka berdua asyik ngobrol tanpa menghiraukan kami yang ada disekitarnya -_- .
“ Eh Mimi ( nama samara ), udah pernah praktek di puskesmas Tal*wa** belum ? “ tanyanya kepada kakakku.
“ udah mbok, wah.. disana itu tiang ( saya ) dapat praktek pas puasa. “ jawab kakakku.
“ Mimi pernah ‘gak ngalamin hal yang aneh-aneh disana selama praktek ? “ tanyanya lagi yang hanya dijawab gelengan kepala oleh kakakku.
“ kalau mbok, dulu pernah ada yang kesurupan. Kejadiannya bikin tegang. “ ceritanya seru. Aku yang mendengarkan hanya siap-siap memasang telinga. Kira-kira begini kisah yang diceritakan oleh sepupuku itu.
OoO
Waktu itu, aku dan beberapa teman dari universitas yang sama kebetulan mendapat jadwal praktek piket malam. seingatku malam itu kami piket ber-6. Aku ( sepupuku ), Wati, Mirna, Ami, Mira, dan Arin. Kami ber-6 tidur diruang bersalin yang kebetulan saa itu kosong. Didalam ruangan itu ada 3 buah kasur yang kami gunakan untuk tidur. Karena keterbatasan kamipun tidur dengan masing-masing 1 kasur ber-2. kasur satu diisi olehku dan Ami, kasur dua diisi oleh Mira dan Arin dan terakhir kasur yang paling pojok diisi oleh Wati dan Mirna. Setelah beberapa saat kami tertidur, tiba-tiba Mirna terbangun dan mengajak makan.
“ Teman-teman. Na lapar. “ ujarnya datar. Kami belum menyadari bahwa Mirna tengah kesurupan, akhirnya kami semua keluar dan mencari makanan diwarung depan puskesmas. Disana, kami memesan pop mie yang tentunya diseduh dengan air yang tampaknya masih sangat panas. Setelah siap, kami semua makan bersamaan dengan perlahan karena kuah pop mie yang masih sangat panas. Namun, yang membuat kami semua tercengang Mirna seakan-akan tidak merasakan panas kuah pop mie itu dan memakannya dengan lahap layaknya suzanna yang tengah memakan sate tanpa jeda. Kami semua terperangah melihatnya, setelah mie yang dimakannya habis, ia kemudian menyeruput kuah mie yang aku yakin pasti masih sangat panas dengan wajah datar tanpa ekspresi.
Akhirnya setelah selesai makan kami semua kembali keruang bersalin. Disana kami kembali mencoba untuk tertidur, namun lagi-lagi Mirna berbicara dan mengatakan bahwa dirinya lapar.
“ Kan tadi udah makan Na. “ Balasku polos.
“ Tapi, Na masih Lapar. “ Ujarnya dengan nada datar. Kami yang sudah merasa ada kejanggalan dengan Mirna mencoba untuk tetap tenang karena saat itu dipuskesmas hanya ada kami ber-6 karena bidan yang jaga tengah keluar. Entah apa yang ada dipikiran Wati, dia kemudian menyalakan handphonenya dan menyetel suara orang yang tengah membacakan ayat Qurshi dan meletakkan handphonenya diatas lemari kecil tempat pasien biasa meletakkan pakaian seperlunya. Ditengah suasana yang mencekam, Mirna angkat bicara.
“ Wati, panas. Matiin hpnya. “ Ujar mirna.
“ Kenapa Na ? kan nyaman bisa sambilan dengerin suara orang ngaji. “ Balas Wati dengan ketakutan.
“ Wati. Matiin hpnya. Panas ! “ suara Mirna semakin meninggi.
“ Panaaasssss !!! “ teriak Mirna lagi.
Kami semua langsung keluar dari ruang bersalin dan mencoba menghubungi bidan yang berjaga. Bidan tersebut akhirnya datang dengan membawa seorang ustadz setelah kami menceritakan semuanya. Mirna yang masih sendiri didatangi oleh ustadz tersebut. Kami tidak berani masuk kedalam karena kejadian tadi.
Diluar, bidan yang baru saja datang langsung mengomeli kami.
“ Kenapa kalian tidur disana ? kan udah saya kasitau jangan tidur diruang besalin. Ini alasannya kenapa saya ‘gak ngasi kalian tidur disana. “ Ujarnya. Kami hanya diam. Sejak itu kami tidak pernah berani untuk tidur diruang bersalin lagi.
                                                                                      OoO
Akhirnya, obrolan kami dengan mbok Indi malam itu ditutup karena aku dipanggil oleh ayahku untuk menjaga ponakan-ponakanku dari sepupu-sepupu yang sangat banyak.
Demikian kisah k1za kali ini, mohon maaf jika ada kesalahan dalam tulisan maupun kata.

No comments:

Post a Comment