Tuesday, June 3, 2014

Sedikit tentang hidupku



Suatu waktu, aku ingin menjadi orang lain..

Orang-orang yang selalu terlihat bahagia,

Ahh.. rumput tetangga selalu tampak lebih hijau dan harum

Apakah aku bahagia kini?

Ya, aku bahagia meski berada dibawah gerimis hujan..

Hujan..

I love it..

Aku ingin bercerita tentang diriku. Aku seorang gadis yang dilahirkan tahun 1994 silam di bulan Oktober. Bulan yang pada masa itu diliputi dengan derasnya hujan. Ya, mungkin itu kenapa aku sangat menyukai hujan. Karena saat itu aku terlahir diantara indahnya euphoria hujan yang memberikan kesejukan. Kemudian dirawat dengan hangat oleh keluarga kecil yang teramat menyayangiku dan kakakku.

Indah sekali membayangkan saat itu. Saat indah berada diantara hujan yang mendekap hangat tubuhku. Saat itu suara tangisku membuat lega semua orang, termasuk kedua orangtuaku. Terutama mamaku. Usai sudah perjuangan panjangnya mengandungku selama 9 bulan dan bertarung antara hidup dan mati memperjuangkan kehidupanku didunia ini. ‘Terimakasih Allah, masih kau sematkan helaan nafas diantara tidur malamku hingga aku mampu terbangun untuk menata hari ini’.

Beribu syukur sangat ingin kuucapkan terlebih rasa syukur karena Allah telah memberiku kedua orangtua yang selalu menyambutku dengan hangat. Sosok kakak yang pendiam namun sebenarnya peduli. Terlebih keluarga yang lainnya yang selalu menyayangi dan mencintaiku seolah aku adalah bagian kandung dari mereka. Kehadiran teman-teman yang mengelilingiku dengan berbagai keceriaan. Serta seorang kekasih hati yang mampu manambah warna ceria dan kebahagiaan dihidupku. Meski terkadang, aku suka mengeluh akan keadaanku. Bahkan aku merasa iri akan kebahagiaan oranglain yang seolah selalu terlihat bahagia.

Hai, lihatlah dirimu. Kurang bahagia apa kau dengan hidupmu? Semua yang sangat ingin dimiliki oleh oranglain telah kau miliki.’ Beberapa kali kalimat ini terlintas disaat aku mengeluh akan hidupku. Yah, aku seringkali mengeluh pada diriku sendiri. Namun, sisi lain dari diriku selalu saja mampu menguatkanku. Hanya saja terkadang sisi lain yang selalu menyerah seolah lebih banyak menguasaiku. Dua sisi yang selalu berseberangan. Dan entah bagaimana dua sisi ini selalu ada dan berdampingan dikepalaku.

Kadang aku bahkan menertawai kegagalanku. Namun, kenapa saat ini aku tak bisa seperti itu? Entah, apa karena aku rindu hujan? Andai saja hujan turun. Mungkin saat-saat bahagia itu akan kembali menghampiri jiwaku yang terasa gersang. Aku butuh hujan, butuh kenyamanan dan ketenangan yang diberikannya walaupun penuh dengan gemuruh. Aku suka itu, aku suka dengan kilatan cahaya yang sesekali datang membuatku seolah takut untuk sekedar menatap keluar. Hei, apa aku baru saja bilang takut? Padahal dulu saat masih kanak-kanak aku tak peduli akan kilatan cahaya bahkan gemuruh petir yang sesekali hadir memecah keheningan. Bahkan, dengan resiko akan tersambar petir dan kilat sekalipun aku tak gentar, asal aku dapat menikmati berkah yang diberikan Allah dengan segala kebahagiaannya.

Gadis kecil itu, gadis kampung yang selalu bahagia berada diantara hujan itu kini telah beranjak dewasa.  Masih berharap untuk bisa berada diantara hujan dan kebahagiaannya. Masih berharap bisa mencium wangi aroma hujan yang tercipta. Masih berharap dapat mencium wangi aroma setelah hujan. Dan masih berharap dapat berteriak dengan lantang kepada dunia dan bersatu dengan alam.

Yah, hujan itu..

Selalu saja membawa kebahagiaan untukku..

Andai hujan turun..

Gadis hujan yang mengharapkan hujan



Sepi..

Hanya bunyi rintik hujan menemani perjalanan dibawah senja,

Gadis berpayung kuning dengan senyum yang begitu tulus

Hanya bahagia atas rasa syukur turunnya hujan didaratan kering ini

Cahaya senja diselingi pelangi yang berwarna-warni berarak mengiringi kepakan sayap burung-burung yang hendak kembali ke sarangnya,

Warna-warni dilangit entah mengapa menentramkan didalam kalbu,

Merasuk kedalam tulang hingga membuat siapa saja gentar untuk menyingkir,

Bau ini..

Euforia dibawah pelangi, bau tanah yang baru saja diguyur hujan..

Bau rerumputan yang begitu khas menimbulkan aroma ketenangan yang menyejukkan,

Memberikan setetes kesegaran pada rasa dahaga yang telah lama haus akan ketenangan,

Jiwa ini..

Terasa menghampar dibawah hijaunya dedaunan yang selalu haus akan kedatangan hujan,

Hujan..

Sosok karunia yang selalu ditunggu setiap orang..

Gadis berpayung kuning itu melangkah perlahan, melepaskan pegangan payungnya untuk sekedar merasakan segar dan indahnya Rahmat yang kuasa..

Entah kali ini, aku tidak mengerti. Apa yang membuatku tiba-tiba merindukan hujan yang kemarin-kemarin selalu mengundang omelanku karenanya jemuranku yang setengah kering kembali basah. Kau tau? Sebenarnya aku penggemar hujan dan aromanya. Aroma setelah hujan mengguyur bumi sungguh menentramkan. Membuatku benar-benar merasa nyaman dan tentram. Terlebih jika tiba-tiba hujan mengguyur dimalam hari.

Entah kenapa, aku merasa sangat nyaman dengan kehadiran hujan dimalam hari. Yah, aku nyaman dengan dingin yang diberikan hujan. Dimana, aku biasanya akan bersembunyi dibawah selimut kesayanganku. Aku akan sangat nyaman mencium aroma rerumputan setelah hujan reda. Setiap hujan turun memoriku selalu kembali kemasa lalu. Masa kanak-kanak. Aku memang anak kampung yang selalu menikmati setiap tetesan hujan dengan tertawa bahagia dibawah guyuran air hujan. Tapi, apa kau tau? Itu tentu menjadi suatu kenangan bahkan sebuah kebahagiaan tersendiri yang selalu tergambar hingga kini.

Ingin rasanya aku kembali ke masa kanak-kanak. Dimana aku bisa menikmati hujan dengan bahagia. Bisa berada dibawah tetesan hujan. Setelah itu, mandi dengan kesegaran air yang membuat hangat tubuhku. Aku sangat suka hujan. Aku suka dengan aroma basah yang ditinggalkan pada rambut dan badanku seusainya.

Hah, hujan. Telah lama tak mengguyur kota gudeg ini. Entah kenapa hujan seperti enggan menampakkan diri dikota pelajar ini. Jujur, aku sedikit rindu akan indahnya suasana hujan. Nyaman, tenang dan tenteram yang kudapat ketika hujan tak dapat tergantikan oleh apapun. Terlebih saat mati lampu. Yah, ada sebuah rasa kenyamanan yang akan membuat tidur terasa nyenyak dan segar keesokan harinya.

Kawan, apakah aku terlalu melankolis? Hahaha. Inilah aku, sosok gadis kampung yang tersesat dikota ini, Jogja. Entah bagaimana caranya, ketika hujan datang rasa rindu akan kampung halamanku, Lombok. Semua terasa luruh begitu saja terbawa rintik hujan yang mengalir.

Andai saja, aku dapat berada dibawah hujan. Hanya saja hal itu terhalangi kedewasaan yang semakin menghimpit. Hei, tak apa bukan jika orang dewasa bermain hujan sesekali? Hujan itu rahmat Allah. Sesuatu yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Tentu saja, hujan memberikan kebahagiaan tersendiri yang menyelubungi kalbu ini. Ah.. andai saja esok hari hujan.

Semoga saja hujan tak pernah lelah mengguyur negeri ini. Memberikan ketenangan serta aroma wangi khasnya kepada negeri ini.

Hujan.. aku merindukan setiap tetesmu..

Hujan..

Monday, June 2, 2014

I'm In Love :D



Pagi ini ku buka mataku, masih setengah mengantuk bersegera mandi kemudian siap-siap ngampus. “Hoooaamm.” Upst, mulutku terbuka lebar. Aku masih mengantuk. Jelaslah, semalam begadang hingga jam 3.35 pagi. Entah kenapa akhir-akhir ini mataku susah sekali terpejam rasanya. Nafsu makan menurun drastis, ditambah lagi jerawat yang mulai muncul dan terasa sakit jika disentuh. DAMN!! Apa ini efek stres? Orang macam apa aku. Aku bahkan tidak pernah merasa bermasalah. Tapi, rasanya entah ada sesuatu yang mengganjal didalam hatiku.

Tuhaaaaannnnn…………………. Berikan saja aku penyakit!! Agar ketika sembuh, semua beban ini terasa hilang. Aku pikir syndrome transisi diusia 20-an ini akan segera pergi. Namun, nyatanya? Makin parah. Harus bagaimana aku ini? Haruskah aku menyayat pergelangan tanganku? Tidak, aku takut darah (lebay dikit). Atau minum racun? Nooo… Aku tidak suka makanan atau minuman pait. Nyemplung dikolam yang penuh buaya? Apalagi itu, aku tidak pandai berenang. Loncat dari gedung berlantai 90? Come on, aku takut ketinggian. Intinya aku tidak mau bunuh diri.

Beberapa hari yang lalu, usai shalat magrib. Entah mengapa ditengah doaku, air mata menetes tanpa dikomando. Tak henti-hentinya air mata ini menetes. Sudah ditahan, tapi rasanya air mataku terus-terusan menetes tanpa henti. Hingga kemudian dengan sigap ku tutup tirai jendela dan pintu (Ya malulah kalau ada yang liat cengengku kumat :D). Akhirnya ku biarkan air mataku terus-terusan keluar, dan bayangan yang muncul saat itu dikepalaku adalah keluargaku. Apakah aku rindu mereka? Hmm, mungkin saja. Hingga akhirnya aku ketiduran entah untuk waktu berapa lama. Ketika terbangun, hp-ku masih saja sepi pengunjung (maksudnya chat dari doi. Hahaha). Beberapa lama kemudian aku mencoba untuk berlatih memainkan gitar. Yah, aku memang tengah belajar memainkan gitar. Gitar yang dipinjamkan oleh lelaki bervespa itu. Ku petik satu persatu nada di gitar, kemudian entah kenapa rasa rinduku begitu dalam muncul. Ku peluk erat gitar itu, serasa tengah memeluknya (ngayalnya ketinggian coy!).

Tiba-tiba ditengah permainan gitarku ada bbm yang masuk. Harap-harap cemas aku membukanya, berharap dari lelaki bervespa itu. Namun, nampaknya cupid sedang tidak berpihak padaku. Ternyata yang mengirim pesan itu mbak uun. Ia mengajakku untuk sekedar nongkrong menghilangkan jenuh dan stress.

Ayo mbak, aku juga bete’ nih dikos.’ Balasku.

Oke, aku jemput. Tapi aku siap-siap dulu ya?

 ‘Ocre mbak, lagian aku juga belum mandi. Aku cuci muka aja ya?

siiaapp.’ Mbak Uun membalas pesanku.

Aku segera menuju kamar mandi untuk sikat gigi dan membasuh mukaku yang sangat lusuh karena baru saja bangun. Ketika sudah selesai dengan segala kegiatan bersih-bersihku yang.. yah, hanya mencuci muka dan menggosok gigi. Aku keluar dari kamar mandi. Ketika keluar, aku melihat gerbang depan. ‘Loh, itu bukannya vespa pacarku?’ gumamku dalam hati. Beberapa detik aku terbengong memikirkan motor itu. Hingga kemudian aku menoleh kearah kanan, kamarku. Daannnn……. Ternyata memang benar, lelaki bervespa itu tengah duduk dikursi depan kamarku. Dia hanya melihatku terheran-heran.

“Ngapain kamu?” Tanyanya.

“Eh, gak. Cuma cuci muka aja soalnya baru bangun. Hehehe” Aku beralibi.

“Kamu baru bangun? Tumben.” Ujarnya lembut.

“Hehehe. Tadi abis solat magrib ketiduran, ngantuk banget. Orang aku aja tidur masih pake mukena.” Jawabku. Kemudian disambut dengan obrolan hangat yang berlanjut diantara kami berdua. Sekian lama ngalor ngidul aku mencoba mengecek hp-ku yang tergeletak tak berdaya diatas kasur. Rupanya dia sempat mengirimiku chat, tetapi mungkin saat itu aku sudah masuk kamar mandi (hahaha).

Setelah ngobrol ngalur ngidul kesana kemari. Datanglah, dua orang lelaki yang ditunggu juga oleh kekasihku. Mas Steve dan mas Wega. Obrolan kami semakin rame dengan hadirnya mas Steve yang selalu membuat kami tertawa. Yah, aku sebenarnya sedikit tak enak badan. Hanya saja, kekasihku tercinta duduk disebelahku membuatku merasa sehat walafiat.

Hingga akhirnya mas Steve dan mas Wega pamit pulang lebih dulu. Aku dan lelaki bervespa kesayanganku itu hanya mengangguk dan mengucapkan TTDJ. Obrolan diantara kami semakin berlanjut. Hingga tiba-tiba sebuah mobil datang dan masuk kedalam area kos-kosan.

“Yah, ada mobil masuk. Aku sekalian pulang aja ya.” Ujarnya sembari mengelus lembut pipi dan kepalaku. Perlakuan favorit yang sangat aku suka darinya. Dan, tanpa disangka-sangka, dia 
merangkulku (Pengen rasanya teriak, lagi... lagii :D). Aku hanya tersenyum simpul dengan perlakuannya yang sangat memanjakanku. Ingin rasanya aku bersandar dibahunya kala itu dan mengatakan, “Maaassss………….. AKU SAYANG KAMU!! AKU CINTA KAMU!!” Tetapi, lagi-lagi terhalang rasa takut aku hanya tersenyum padanya.

“Yaudah, hati-hati ya mas?” Ujarku. Namun, tampaknya dia masih enggan untuk beranjak dari tempat duduknya. Ia kembali membahas ajakan mbak uun padaku. Yah, aku memang sudah menceritakannya padanya.

“Gak tau mas, aku masih bingung. Suntuk juga dikos.” Jawabku. Ia kembali mengelus lembut kepalaku, melanjutkan memberi nasehat padaku.

“Kamu itu, hargai dirimu sendiri baru hargai oranglain.” Ujarnya. Aku hanya menggeleng manja. Hingga akhirnya ia pamit pulang dan kembali mengelus lembut pipiku. Aku hanya memberikan anggukan lemah, pertanda masih ingin berlama-lama dengannya.

Hah.. bagaimana ini? rasanya kembali seperti anak SMP yang tengah jatuh cinta. Aku harus bagaimana? Semua ini terasa sangat manis. Aku tengah JATUH CINTA, mungkin bukan yang pertama, tetapi ini lebih dari CINTA PERTAMA. Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa (teriak dikit ngurangin galau. Hahaha)