Monday, March 24, 2014

PASAR MISTERIUS



Malam itu, entah mengapa aku tak bisa tertidur dengan nyenyak. Mungkin saja karena aku tengah berkelahi dengan pacarku. Sebenarnya bukan berkelahi, tapi lebih tepatnya dia ‘ngambek’ kepadaku yang dianggapnya hanya sekedar setengah hati menjalani hubungan kami. Padahal, sebentar lagi kami akan menikah. Ditengah kebingungan kucoba untuk menghubunginya berkali-kali, tapi telponku bukannya diangkat malah ‘direject’ olehnya. Malam itu, tepat jam 12 malam, aku coba untuk memejamkan mata untuk tertidur. Ya, aku berpikir siapa tau esok pagi ketika mataku terbuka dia tersenyum hangat menyapaku dan menyadari betapa aku sangat menyayanginya.
Ketika aku berusaha untuk terpejam diatas kasurku yang begitu nyaman, entah kenapa mata ini sangat sulit terpejam. Aku sudah berusaha membolak balikkan badanku. Namun, yang terjadi aku justru mendengar beberapa suara yang aneh. Aku mengatainya aneh karena yang pertama kali kudengar yakni seperti suara anjing yang lebih mencerminkan suara seorang wanita tertawa. Entah itu hanya halusinasiku atau memang benar-benar terjadi. Aku terpaku. Bukannya menghilang suara ini malah ditambah oleh suara kaki kuda yang terdengar mendekati kamarku. Aku merasa penasaran dan membuka jendela. Namun, yang kulihat justru berbeda dengan yang kubayangkan. Aku melihat didepan rumahku begitu banyak orang berkumpul, hal ini bisa kulihat melalui jendelaku yang langsung menghadap kedepan rumah . aku yang penasaran mencoba untuk keluar rumah. Aku mudah saja keluar rumah karena sepertinya semua orang sudah tertidur, perlahan ku buka pintu rumahku. Aku keluar mengendap-endap hingga sampai ditempat keramaian yang sedari tadi sudah ku intai dari jendela kamar.
Aku berjalan perlahan. Tiba-tiba dari arah timur aku mendengar sebuah suara seperti sedang berdagang dan memanggil-manggilku.
“ Neng, sini neng. Neng butuh apa ? “ Tanya suara berat disebelah timur. Entah apa yang terjadi tiba-tiba aku merasa tengah berada disebuah pasar, padahal tadi aku berada didepan rumahku yang depannya merupakan jalan raya yang tidak ada sama sekali kegiatan pasar apalagi tengah malam begini. Terlebih yang membuatku heran, keramaian yang sedari tadi kuperhatikan melalui jendela seperti semakin menjauh, kini jarakku dengan tempat itu sekitar 100m padahal, tadi aku yakin bahwa keramaian itu tidak begitu jauh dari kamarku.
“ Neng, ayo neng, dibeli dagangan nenek.  Dangingnya masih segar-segar Neng. “ suara yang lain datang lagi dari arah sebelah barat. Setelah terpaku begitu lama, aku akhirnya memberanikan diri untuk mendatangi nenek si penjual itu untuk melihat dagangan yang sedari tadi ditawarinya. Kulihat beberapa dagangannya yang terlihat seperti daging yang sudah membusuk dan begitu banyak belatung. Aku mual dan berusaha menjauh dari sana. Ketika berbalik aku baru menyadari dibelakangku sudah banyak orang yang mengantri untuk berbelanja di nenek itu.
“ Mbak, mas, jangan dibeli dagangan nenek itu, dagingnya udah busuk.” Ujarku sembari menahan mual dan meyakinkan pembeli dibelakangku. Anehnya mereka hanya terdiam. Tidak satupun dari mereka yang mengindahkan perkataanku. Mereka tetap saja membeli daging busuk itu. Aku tak habis pikir, apakah ini hanya mimpi ? aku mencubit tanganku dan yang kurasakan adalah sakit.
“ apa ini benar-benar terjadi ? “ pikirku.
Aku kemudian berusaha menjauh dari dagangan nenek tadi dan tetap focus terhadap keramaian yang sedari awal membuatku penasaran. Belum jauh melangkah dari tempat nenek tadi, aku mendengar ada suara yang memanggil-manggil namaku.
“ Rita ! hihihihi “ Ulang suara itu berkali-kali memanggilku. Ketika berbalik aku melihat Anda sahabatku yang telah lama meninggal. Aku benar-benar tidak percaya atas apa yang kulihat.
“ Rita, sini ! hihihi “ suara itu kini memanggilku lagi. Entah darimana datangnya keberanianku untuk menghampiri Anda.
“ Anda ? bukannya kamu sudah meninggal enam tahun lalu ? “ tanyaku terbata-bata.
“ Aku selalu ada disini kok, Ta. Didekat kamu. Hihihi “
“ Kamu jangan kesana ya Ta ? hihihi “ ujar Anda dengan tertawanya, aku merasa ia hanya bercanda karena sedari tadi ia hanya ber ‘hihi’ ria setiap mengucapkan sesuatu.
“ kenapa Nda ? “ balasku.
“ Aku ‘gak berani kasitau kamu Ta, nanti ada yang marah. Yang jelas aku ‘gak mau kamu kesana. Mendingan kamu balik aja ya, Ta ? hihihi “ kali ini sepertinya dapat kutangkap kata-kata Anda memang serius walau tetap dibelakangnya ia tidak lupa ber’hihi’ ria. Namun, rasa penasaranku semakin menjadi dan mengalahkan pembenaranku atas keseriusan peringatan Anda. Aku terus saja melangkah meninggalkan Anda tanpa menghiraukan panggilannya.
“ Rita, jangan.. ! jangan Rita, disana bahaya. “ Teriaknya tak kuhiraukan.
“ Baiklah, kalau kamu masih ‘gak mau dengar kata-kataku. Jangan salahkan aku atas apa yang akan terjadi. “ Ujarnya. Tampaknya ia marah karena aku tak mendengar peringatannya karena kudengar suaranya semakin berat dan ketika berbalik dia sudah tidak ada ditempatnya. Aku terus melangkah mendekati keramaian.
Akhirnya, aku sampai ditengah keramaian itu. Aku melihat begitu banyak orang yang tengah mengerubungi sesuatu, aku berusaha menyela orang-orang disekitarku yang tampaknya semakin banyak. aku terus menyela hingga dapat melihat apa yang ada ditengah-tengah kerumunan tersebut. Yang kulihat sungguh mengerikan. Aku melihat seorang manusia yang tengah ditarik-tarik dagingnya untuk dimakan orang-orang dihadapanku dan yang baru aku sadari ternyata mulut orang-orang disekitarku terlihat seperti sedang mengunyah sesuatu seperti daging segar yang masih berlumuran darah. Dan mata mereka seperti memancarkan ketidak sukaan akan adanya aku disekitar mereka. aku terpaku, tanpa kusadari mereka terus memperhatikan aku dan berusaha mendekati dan melukaiku. Ada yang mencakarku dan adapula yang berusaha menarik rambutku.
Tiba-tiba dari arah atas aku mendengar seseorang kembali memanggilku.
“ Rita !! “ panggil suara itu, yang ternyata itu adalah Anda, mendiang sahabatku. Ia menarikku dan entah bagaimana ia seperti membawaku terbang menjauhi orang-orang yang tengah berusaha melukaiku.
keesokan harinya ketika aku membuka mata aku ternyata tengah berada di kamarku. ternyata itu semua hanya mimpi, karena jelas selama dibawa Anda aku tidak merasa pingsan.
“ aaww.. sakit ! “ pekikku ketika kusadari ternyata tangan dan kakiku luka-luka seperti bekas cakaran. Kepalaku juga masih pusing.
“ Ada apa ini ? “ pikirku.
Ditengah-tengah kebingungan mama datang kekamarku dan menceritakan bahwa tenyata tadi pagi aku ditemukan oleh beberapa orang yang ingin nyekar ke makam kerabatnya. Dan yang membuatku kaget, aku ditemukan diatas pusara Anda mendiang sahabatku. Ketika orang-orang membawaku mereka menceritakan kepada Mama bahwa aku ditemukan dalam keadaan pingsan tak sadarkan diri. Aku terdiam.
“ Berarti yang semalam bukan mimpi. “ gumamku.
“ ada apa Ta ? “ ujar mamaku heran.
“ ‘gak kok Ma, ‘gak ada apa-apa. Ma, Rita boleh istirahat dulu kan ? Badan Rita masih sakit. “ pintaku pada Mama.
“ Ya udah, tapi janji nanti kamu harus cerita ke mama apa yang udah terjadi sampai kamu kaya’ gini dan kenapa kamu bisa ada di makam Anda ! “ pinta mama, yang kujawab dengan anggukan pasti.
Setelah kejadian itu aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak terpancing keluar lagi ditengah malam, aku juga akan belajar mendengar nasehat dari orang lain karena aku tau itu pasti untuk kebaikanku sendiri. Namun, ada satu hal yang membuatku bingung. Apakah kejadian semalam hanya mimpi dan aku berjalan dalam mimpiku ke makam Anda ? tapi, luka-luka dan pusing ini ? entahlah. Kepalaku masih sangat pusing untuk memikirkan ini semua, yang jelas aku tau bahwa tanpa ku sadari selama ini Anda selalu ada didekatku dan menjagaku.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cerita ini sebelumnya sudah pernah k1za posting di http://mistik.reunion.web.id/4832/pasar-misterius.htm
Tolong ya, klo ada yang mau copast jangan lupa sertakan sumber, bisa blog ini atau web diatas ^_^