Friday, July 19, 2013

Elegi Senja



Saat senja merapat malam..
Saat senja merapat malam..  Hujan rintik membasahi bumi, menatapnya dari balik kaca..  Sebuah elegy terpampang diluar sana, meluapkan kisah tanpa beban..  Menghadirkan tetes demi tetes embun menanti hati,  Membiarkan raga menyambut semilir angin..  Entah seberapa lama kias detik melewati dentang waktu,  Menghamburkan hayalan yang tengah terbang tinggi  Mengingatkan sejenak tentang memoar masa lalu yang tak terpeta didalam lembar demi lembar buku pengantar sejarah..  Sejenak mendongak kelangit..  “ Tuhan, bagaimana bisa ku lewati hari ? “  “ Tuhan, bagaimana bisa ku biarkan semua terlewati tanpa jejak ? “  Setiap inci pertanyaan merekah didalam hati, menusuk jiwa kala menggambar sebuah lekuk keindahan dibawah rembulan,  Menatap sang hujan yang telah menitik semakin lebat..  Biar.. biarkan sajak ini terus mengalun..

Hujan rintik membasahi bumi, menatapnya dari balik kaca..
Sebuah elegy terpampang diluar sana, meluapkan kisah tanpa beban..
Menghadirkan tetes demi tetes embun menanti hati,
Membiarkan raga menyambut semilir angin..
Entah seberapa lama kias detik melewati dentang waktu,
Menghamburkan hayalan yang tengah terbang tinggi
Mengingatkan sejenak tentang memoar masa lalu yang tak terpeta didalam lembar demi lembar buku pengantar sejarah..
Sejenak mendongak kelangit..
“ Tuhan, bagaimana bisa ku lewati hari ? “
“ Tuhan, bagaimana bisa ku biarkan semua terlewati tanpa jejak ? “
Setiap inci pertanyaan merekah didalam hati, menusuk jiwa kala menggambar sebuah lekuk keindahan dibawah rembulan,
Menatap sang hujan yang telah menitik semakin lebat..
Biar.. biarkan sajak ini terus mengalun..

No comments:

Post a Comment