Pagi ini ku buka mataku, masih setengah mengantuk
bersegera mandi kemudian siap-siap ngampus. “Hoooaamm.” Upst, mulutku terbuka
lebar. Aku masih mengantuk. Jelaslah, semalam begadang hingga jam 3.35 pagi.
Entah kenapa akhir-akhir ini mataku susah sekali terpejam rasanya. Nafsu makan
menurun drastis, ditambah lagi jerawat yang mulai muncul dan terasa sakit jika
disentuh. DAMN!! Apa ini efek stres? Orang macam apa aku. Aku bahkan tidak
pernah merasa bermasalah. Tapi, rasanya entah ada sesuatu yang mengganjal
didalam hatiku.
Tuhaaaaannnnn…………………. Berikan saja aku penyakit!!
Agar ketika sembuh, semua beban ini terasa hilang. Aku pikir syndrome transisi
diusia 20-an ini akan segera pergi. Namun, nyatanya? Makin parah. Harus
bagaimana aku ini? Haruskah aku menyayat pergelangan tanganku? Tidak, aku takut
darah (lebay dikit). Atau minum racun? Nooo… Aku tidak suka makanan atau
minuman pait. Nyemplung dikolam yang penuh buaya? Apalagi itu, aku tidak pandai
berenang. Loncat dari gedung berlantai 90? Come
on, aku takut ketinggian. Intinya aku tidak mau bunuh diri.
Beberapa hari yang lalu, usai shalat magrib. Entah
mengapa ditengah doaku, air mata menetes tanpa dikomando. Tak henti-hentinya
air mata ini menetes. Sudah ditahan, tapi rasanya air mataku terus-terusan
menetes tanpa henti. Hingga kemudian dengan sigap ku tutup tirai jendela dan
pintu (Ya malulah kalau ada yang liat cengengku kumat :D). Akhirnya ku biarkan
air mataku terus-terusan keluar, dan bayangan yang muncul saat itu dikepalaku
adalah keluargaku. Apakah aku rindu mereka? Hmm, mungkin saja. Hingga akhirnya
aku ketiduran entah untuk waktu berapa lama. Ketika terbangun, hp-ku masih saja
sepi pengunjung (maksudnya chat dari doi. Hahaha). Beberapa lama kemudian aku
mencoba untuk berlatih memainkan gitar. Yah, aku memang tengah belajar
memainkan gitar. Gitar yang dipinjamkan oleh lelaki bervespa itu. Ku petik satu
persatu nada di gitar, kemudian entah kenapa rasa rinduku begitu dalam muncul.
Ku peluk erat gitar itu, serasa tengah memeluknya (ngayalnya ketinggian coy!).
Tiba-tiba ditengah permainan gitarku ada bbm yang masuk. Harap-harap cemas aku
membukanya, berharap dari lelaki bervespa itu. Namun, nampaknya cupid sedang
tidak berpihak padaku. Ternyata yang mengirim pesan itu mbak uun. Ia mengajakku
untuk sekedar nongkrong menghilangkan jenuh dan stress.
’Ayo mbak, aku
juga bete’ nih dikos.’ Balasku.
‘Oke, aku
jemput. Tapi aku siap-siap dulu ya?’
‘Ocre mbak,
lagian aku juga belum mandi. Aku cuci muka aja ya?’
‘siiaapp.’
Mbak Uun membalas pesanku.
Aku segera menuju kamar mandi untuk sikat gigi dan
membasuh mukaku yang sangat lusuh karena baru saja bangun. Ketika sudah selesai
dengan segala kegiatan bersih-bersihku yang.. yah, hanya mencuci muka dan
menggosok gigi. Aku keluar dari kamar mandi. Ketika keluar, aku melihat gerbang
depan. ‘Loh, itu bukannya vespa pacarku?’ gumamku dalam hati. Beberapa detik
aku terbengong memikirkan motor itu. Hingga kemudian aku menoleh kearah kanan,
kamarku. Daannnn……. Ternyata memang benar, lelaki bervespa itu tengah duduk
dikursi depan kamarku. Dia hanya melihatku terheran-heran.
“Ngapain kamu?” Tanyanya.
“Eh, gak. Cuma cuci muka aja soalnya baru bangun. Hehehe”
Aku beralibi.
“Kamu baru bangun? Tumben.” Ujarnya lembut.
“Hehehe. Tadi abis solat magrib ketiduran, ngantuk banget.
Orang aku aja tidur masih pake mukena.” Jawabku. Kemudian disambut dengan
obrolan hangat yang berlanjut diantara kami berdua. Sekian lama ngalor ngidul
aku mencoba mengecek hp-ku yang tergeletak tak berdaya diatas kasur. Rupanya
dia sempat mengirimiku chat, tetapi
mungkin saat itu aku sudah masuk kamar mandi (hahaha).
Setelah ngobrol ngalur
ngidul kesana kemari. Datanglah, dua orang lelaki yang ditunggu juga oleh
kekasihku. Mas Steve dan mas Wega. Obrolan kami semakin rame dengan hadirnya
mas Steve yang selalu membuat kami tertawa. Yah, aku sebenarnya sedikit tak
enak badan. Hanya saja, kekasihku tercinta duduk disebelahku membuatku merasa
sehat walafiat.
Hingga akhirnya mas Steve dan mas Wega pamit pulang
lebih dulu. Aku dan lelaki bervespa kesayanganku itu hanya mengangguk dan
mengucapkan TTDJ. Obrolan diantara kami semakin berlanjut. Hingga tiba-tiba
sebuah mobil datang dan masuk kedalam area kos-kosan.
“Yah, ada mobil masuk. Aku sekalian pulang aja ya.”
Ujarnya sembari mengelus lembut pipi dan kepalaku. Perlakuan favorit yang
sangat aku suka darinya. Dan, tanpa disangka-sangka, dia
merangkulku (Pengen rasanya teriak, lagi... lagii :D). Aku hanya tersenyum simpul dengan perlakuannya yang sangat
memanjakanku. Ingin rasanya aku bersandar dibahunya kala itu dan mengatakan, “Maaassss…………..
AKU SAYANG KAMU!! AKU CINTA KAMU!!” Tetapi, lagi-lagi terhalang rasa takut aku
hanya tersenyum padanya.
“Yaudah, hati-hati ya mas?” Ujarku. Namun, tampaknya
dia masih enggan untuk beranjak dari tempat duduknya. Ia kembali membahas
ajakan mbak uun padaku. Yah, aku memang sudah menceritakannya padanya.
“Gak tau mas, aku masih bingung. Suntuk juga dikos.”
Jawabku. Ia kembali mengelus lembut kepalaku, melanjutkan memberi nasehat
padaku.
“Kamu itu, hargai dirimu sendiri baru hargai
oranglain.” Ujarnya. Aku hanya menggeleng manja. Hingga akhirnya ia pamit
pulang dan kembali mengelus lembut pipiku. Aku hanya memberikan anggukan lemah,
pertanda masih ingin berlama-lama dengannya.
Hah.. bagaimana ini? rasanya kembali seperti anak
SMP yang tengah jatuh cinta. Aku harus bagaimana? Semua ini terasa sangat
manis. Aku tengah JATUH CINTA, mungkin bukan yang pertama, tetapi ini lebih
dari CINTA PERTAMA. Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa (teriak dikit ngurangin galau. Hahaha)
No comments:
Post a Comment