Sepi..
Hanya bunyi rintik hujan menemani perjalanan dibawah senja,
Gadis berpayung kuning dengan senyum yang begitu tulus
Hanya bahagia atas rasa syukur turunnya hujan didaratan
kering ini
Cahaya senja diselingi pelangi yang berwarna-warni berarak
mengiringi kepakan sayap burung-burung yang hendak kembali ke sarangnya,
Warna-warni dilangit entah mengapa menentramkan didalam
kalbu,
Merasuk kedalam tulang hingga membuat siapa saja gentar
untuk menyingkir,
Bau ini..
Euforia dibawah pelangi, bau tanah yang baru saja diguyur
hujan..
Bau rerumputan yang begitu khas menimbulkan aroma
ketenangan yang menyejukkan,
Memberikan setetes kesegaran pada rasa dahaga yang telah
lama haus akan ketenangan,
Jiwa ini..
Terasa menghampar dibawah hijaunya dedaunan yang selalu
haus akan kedatangan hujan,
Hujan..
Sosok karunia yang selalu ditunggu setiap orang..
Gadis berpayung kuning itu melangkah perlahan, melepaskan
pegangan payungnya untuk sekedar merasakan segar dan indahnya Rahmat yang
kuasa..
Entah kali ini, aku tidak mengerti. Apa yang
membuatku tiba-tiba merindukan hujan yang kemarin-kemarin selalu mengundang
omelanku karenanya jemuranku yang setengah kering kembali basah. Kau tau?
Sebenarnya aku penggemar hujan dan aromanya. Aroma setelah hujan mengguyur bumi
sungguh menentramkan. Membuatku benar-benar merasa nyaman dan tentram. Terlebih
jika tiba-tiba hujan mengguyur dimalam hari.
Entah kenapa, aku merasa sangat nyaman dengan
kehadiran hujan dimalam hari. Yah, aku nyaman dengan dingin yang diberikan
hujan. Dimana, aku biasanya akan bersembunyi dibawah selimut kesayanganku. Aku
akan sangat nyaman mencium aroma rerumputan setelah hujan reda. Setiap hujan
turun memoriku selalu kembali kemasa lalu. Masa kanak-kanak. Aku memang anak
kampung yang selalu menikmati setiap tetesan hujan dengan tertawa bahagia
dibawah guyuran air hujan. Tapi, apa kau tau? Itu tentu menjadi suatu kenangan
bahkan sebuah kebahagiaan tersendiri yang selalu tergambar hingga kini.
Ingin rasanya aku kembali ke masa kanak-kanak.
Dimana aku bisa menikmati hujan dengan bahagia. Bisa berada dibawah tetesan
hujan. Setelah itu, mandi dengan kesegaran air yang membuat hangat tubuhku. Aku
sangat suka hujan. Aku suka dengan aroma basah yang ditinggalkan pada rambut
dan badanku seusainya.
Hah, hujan. Telah lama tak mengguyur kota gudeg ini.
Entah kenapa hujan seperti enggan menampakkan diri dikota pelajar ini. Jujur,
aku sedikit rindu akan indahnya suasana hujan. Nyaman, tenang dan tenteram yang
kudapat ketika hujan tak dapat tergantikan oleh apapun. Terlebih saat mati
lampu. Yah, ada sebuah rasa kenyamanan yang akan membuat tidur terasa nyenyak
dan segar keesokan harinya.
Kawan, apakah aku terlalu melankolis? Hahaha. Inilah
aku, sosok gadis kampung yang tersesat dikota ini, Jogja. Entah bagaimana
caranya, ketika hujan datang rasa rindu akan kampung halamanku, Lombok. Semua terasa
luruh begitu saja terbawa rintik hujan yang mengalir.
Andai saja, aku dapat berada dibawah hujan. Hanya
saja hal itu terhalangi kedewasaan yang semakin menghimpit. Hei, tak apa bukan
jika orang dewasa bermain hujan sesekali? Hujan itu rahmat Allah. Sesuatu yang
diberikan oleh Allah kepada manusia. Tentu saja, hujan memberikan kebahagiaan
tersendiri yang menyelubungi kalbu ini. Ah.. andai saja esok hari hujan.
Semoga
saja hujan tak pernah lelah mengguyur negeri ini. Memberikan ketenangan serta
aroma wangi khasnya kepada negeri ini.
Hujan..
aku merindukan setiap tetesmu..
Hujan..
No comments:
Post a Comment