Tuesday, June 3, 2014

Gadis hujan yang mengharapkan hujan



Sepi..

Hanya bunyi rintik hujan menemani perjalanan dibawah senja,

Gadis berpayung kuning dengan senyum yang begitu tulus

Hanya bahagia atas rasa syukur turunnya hujan didaratan kering ini

Cahaya senja diselingi pelangi yang berwarna-warni berarak mengiringi kepakan sayap burung-burung yang hendak kembali ke sarangnya,

Warna-warni dilangit entah mengapa menentramkan didalam kalbu,

Merasuk kedalam tulang hingga membuat siapa saja gentar untuk menyingkir,

Bau ini..

Euforia dibawah pelangi, bau tanah yang baru saja diguyur hujan..

Bau rerumputan yang begitu khas menimbulkan aroma ketenangan yang menyejukkan,

Memberikan setetes kesegaran pada rasa dahaga yang telah lama haus akan ketenangan,

Jiwa ini..

Terasa menghampar dibawah hijaunya dedaunan yang selalu haus akan kedatangan hujan,

Hujan..

Sosok karunia yang selalu ditunggu setiap orang..

Gadis berpayung kuning itu melangkah perlahan, melepaskan pegangan payungnya untuk sekedar merasakan segar dan indahnya Rahmat yang kuasa..

Entah kali ini, aku tidak mengerti. Apa yang membuatku tiba-tiba merindukan hujan yang kemarin-kemarin selalu mengundang omelanku karenanya jemuranku yang setengah kering kembali basah. Kau tau? Sebenarnya aku penggemar hujan dan aromanya. Aroma setelah hujan mengguyur bumi sungguh menentramkan. Membuatku benar-benar merasa nyaman dan tentram. Terlebih jika tiba-tiba hujan mengguyur dimalam hari.

Entah kenapa, aku merasa sangat nyaman dengan kehadiran hujan dimalam hari. Yah, aku nyaman dengan dingin yang diberikan hujan. Dimana, aku biasanya akan bersembunyi dibawah selimut kesayanganku. Aku akan sangat nyaman mencium aroma rerumputan setelah hujan reda. Setiap hujan turun memoriku selalu kembali kemasa lalu. Masa kanak-kanak. Aku memang anak kampung yang selalu menikmati setiap tetesan hujan dengan tertawa bahagia dibawah guyuran air hujan. Tapi, apa kau tau? Itu tentu menjadi suatu kenangan bahkan sebuah kebahagiaan tersendiri yang selalu tergambar hingga kini.

Ingin rasanya aku kembali ke masa kanak-kanak. Dimana aku bisa menikmati hujan dengan bahagia. Bisa berada dibawah tetesan hujan. Setelah itu, mandi dengan kesegaran air yang membuat hangat tubuhku. Aku sangat suka hujan. Aku suka dengan aroma basah yang ditinggalkan pada rambut dan badanku seusainya.

Hah, hujan. Telah lama tak mengguyur kota gudeg ini. Entah kenapa hujan seperti enggan menampakkan diri dikota pelajar ini. Jujur, aku sedikit rindu akan indahnya suasana hujan. Nyaman, tenang dan tenteram yang kudapat ketika hujan tak dapat tergantikan oleh apapun. Terlebih saat mati lampu. Yah, ada sebuah rasa kenyamanan yang akan membuat tidur terasa nyenyak dan segar keesokan harinya.

Kawan, apakah aku terlalu melankolis? Hahaha. Inilah aku, sosok gadis kampung yang tersesat dikota ini, Jogja. Entah bagaimana caranya, ketika hujan datang rasa rindu akan kampung halamanku, Lombok. Semua terasa luruh begitu saja terbawa rintik hujan yang mengalir.

Andai saja, aku dapat berada dibawah hujan. Hanya saja hal itu terhalangi kedewasaan yang semakin menghimpit. Hei, tak apa bukan jika orang dewasa bermain hujan sesekali? Hujan itu rahmat Allah. Sesuatu yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Tentu saja, hujan memberikan kebahagiaan tersendiri yang menyelubungi kalbu ini. Ah.. andai saja esok hari hujan.

Semoga saja hujan tak pernah lelah mengguyur negeri ini. Memberikan ketenangan serta aroma wangi khasnya kepada negeri ini.

Hujan.. aku merindukan setiap tetesmu..

Hujan..

No comments:

Post a Comment