Malam itu, entah mengapa aku tak bisa tertidur dengan
nyenyak. Mungkin saja karena aku tengah berkelahi dengan pacarku. Sebenarnya
bukan berkelahi, tapi lebih tepatnya dia ‘ngambek’ kepadaku yang dianggapnya
hanya sekedar setengah hati menjalani hubungan kami. Padahal, sebentar lagi
kami akan menikah. Ditengah kebingungan kucoba untuk menghubunginya
berkali-kali, tapi telponku bukannya diangkat malah ‘direject’ olehnya. Malam
itu, tepat jam 12 malam, aku coba untuk memejamkan mata untuk tertidur. Ya, aku
berpikir siapa tau esok pagi ketika mataku terbuka dia tersenyum hangat
menyapaku dan menyadari betapa aku sangat menyayanginya.
Ketika aku berusaha untuk terpejam diatas kasurku yang
begitu nyaman, entah kenapa mata ini sangat sulit terpejam. Aku sudah berusaha
membolak balikkan badanku. Namun, yang terjadi aku justru mendengar beberapa
suara yang aneh. Aku mengatainya aneh karena yang pertama kali kudengar yakni
seperti suara anjing yang lebih mencerminkan suara seorang wanita tertawa.
Entah itu hanya halusinasiku atau memang benar-benar terjadi. Aku terpaku.
Bukannya menghilang suara ini malah ditambah oleh suara kaki kuda yang
terdengar mendekati kamarku. Aku merasa penasaran dan membuka jendela. Namun,
yang kulihat justru berbeda dengan yang kubayangkan. Aku melihat didepan
rumahku begitu banyak orang berkumpul, hal ini bisa kulihat melalui jendelaku
yang langsung menghadap kedepan rumah . aku yang penasaran mencoba untuk keluar
rumah. Aku mudah saja keluar rumah karena sepertinya semua orang sudah tertidur,
perlahan ku buka pintu rumahku. Aku keluar mengendap-endap hingga sampai
ditempat keramaian yang sedari tadi sudah ku intai dari jendela kamar.
Aku berjalan perlahan. Tiba-tiba dari arah timur aku
mendengar sebuah suara seperti sedang berdagang dan memanggil-manggilku.
“ Neng, sini neng. Neng butuh apa ? “ Tanya suara berat
disebelah timur. Entah apa yang terjadi tiba-tiba aku merasa tengah berada
disebuah pasar, padahal tadi aku berada didepan rumahku yang depannya merupakan
jalan raya yang tidak ada sama sekali kegiatan pasar apalagi tengah malam
begini. Terlebih yang membuatku heran, keramaian yang sedari tadi kuperhatikan
melalui jendela seperti semakin menjauh, kini jarakku dengan tempat itu sekitar
100m padahal, tadi aku yakin bahwa keramaian itu tidak begitu jauh dari
kamarku.
“ Neng, ayo neng, dibeli dagangan nenek. Dangingnya masih segar-segar Neng. “ suara
yang lain datang lagi dari arah sebelah barat. Setelah terpaku begitu lama, aku
akhirnya memberanikan diri untuk mendatangi nenek si penjual itu untuk melihat
dagangan yang sedari tadi ditawarinya. Kulihat beberapa dagangannya yang
terlihat seperti daging yang sudah membusuk dan begitu banyak belatung. Aku
mual dan berusaha menjauh dari sana. Ketika berbalik aku baru menyadari
dibelakangku sudah banyak orang yang mengantri untuk berbelanja di nenek itu.
“ Mbak, mas, jangan dibeli dagangan nenek itu, dagingnya
udah busuk.” Ujarku sembari menahan mual dan meyakinkan pembeli dibelakangku.
Anehnya mereka hanya terdiam. Tidak satupun dari mereka yang mengindahkan
perkataanku. Mereka tetap saja membeli daging busuk itu. Aku tak habis pikir,
apakah ini hanya mimpi ? aku mencubit tanganku dan yang kurasakan adalah sakit.
“ apa ini benar-benar terjadi ? “ pikirku.
Aku kemudian berusaha menjauh dari dagangan nenek tadi dan
tetap focus terhadap keramaian yang sedari awal membuatku penasaran. Belum jauh
melangkah dari tempat nenek tadi, aku mendengar ada suara yang
memanggil-manggil namaku.
“ Rita ! hihihihi “ Ulang suara itu berkali-kali
memanggilku. Ketika berbalik aku melihat Anda sahabatku yang telah lama
meninggal. Aku benar-benar tidak percaya atas apa yang kulihat.
“ Rita, sini ! hihihi “ suara itu kini memanggilku lagi.
Entah darimana datangnya keberanianku untuk menghampiri Anda.
“ Anda ? bukannya kamu sudah meninggal enam tahun lalu ? “
tanyaku terbata-bata.
“ Aku selalu ada disini kok, Ta. Didekat kamu. Hihihi “
“ Kamu jangan kesana ya Ta ? hihihi “ ujar Anda dengan
tertawanya, aku merasa ia hanya bercanda karena sedari tadi ia hanya ber ‘hihi’
ria setiap mengucapkan sesuatu.
“ kenapa Nda ? “ balasku.
“ Aku ‘gak berani kasitau kamu Ta, nanti ada yang marah.
Yang jelas aku ‘gak mau kamu kesana. Mendingan kamu balik aja ya, Ta ? hihihi “
kali ini sepertinya dapat kutangkap kata-kata Anda memang serius walau tetap
dibelakangnya ia tidak lupa ber’hihi’ ria. Namun, rasa penasaranku semakin
menjadi dan mengalahkan pembenaranku atas keseriusan peringatan Anda. Aku terus
saja melangkah meninggalkan Anda tanpa menghiraukan panggilannya.
“ Rita, jangan.. ! jangan Rita, disana bahaya. “ Teriaknya
tak kuhiraukan.
“ Baiklah, kalau kamu masih ‘gak mau dengar kata-kataku.
Jangan salahkan aku atas apa yang akan terjadi. “ Ujarnya. Tampaknya ia marah
karena aku tak mendengar peringatannya karena kudengar suaranya semakin berat
dan ketika berbalik dia sudah tidak ada ditempatnya. Aku terus melangkah
mendekati keramaian.
Akhirnya, aku sampai ditengah keramaian itu. Aku melihat
begitu banyak orang yang tengah mengerubungi sesuatu, aku berusaha menyela
orang-orang disekitarku yang tampaknya semakin banyak. aku terus menyela hingga
dapat melihat apa yang ada ditengah-tengah kerumunan tersebut. Yang kulihat
sungguh mengerikan. Aku melihat seorang manusia yang tengah ditarik-tarik
dagingnya untuk dimakan orang-orang dihadapanku dan yang baru aku sadari
ternyata mulut orang-orang disekitarku terlihat seperti sedang mengunyah
sesuatu seperti daging segar yang masih berlumuran darah. Dan mata mereka
seperti memancarkan ketidak sukaan akan adanya aku disekitar mereka. aku terpaku,
tanpa kusadari mereka terus memperhatikan aku dan berusaha mendekati dan
melukaiku. Ada yang mencakarku dan adapula yang berusaha menarik rambutku.
Tiba-tiba dari arah atas aku mendengar seseorang kembali
memanggilku.
“ Rita !! “ panggil suara itu, yang ternyata itu adalah
Anda, mendiang sahabatku. Ia menarikku dan entah bagaimana ia seperti membawaku
terbang menjauhi orang-orang yang tengah berusaha melukaiku.
keesokan harinya ketika aku membuka mata aku ternyata tengah
berada di kamarku. ternyata itu semua hanya mimpi, karena jelas selama dibawa
Anda aku tidak merasa pingsan.
“ aaww.. sakit ! “ pekikku ketika kusadari ternyata tangan
dan kakiku luka-luka seperti bekas cakaran. Kepalaku juga masih pusing.
“ Ada apa ini ? “ pikirku.
Ditengah-tengah kebingungan mama datang kekamarku dan
menceritakan bahwa tenyata tadi pagi aku ditemukan oleh beberapa orang yang
ingin nyekar ke makam kerabatnya. Dan yang membuatku kaget, aku ditemukan
diatas pusara Anda mendiang sahabatku. Ketika orang-orang membawaku mereka menceritakan
kepada Mama bahwa aku ditemukan dalam keadaan pingsan tak sadarkan diri. Aku
terdiam.
“ Berarti yang semalam bukan mimpi. “ gumamku.
“ ada apa Ta ? “ ujar mamaku heran.
“ ‘gak kok Ma, ‘gak ada apa-apa. Ma, Rita boleh istirahat
dulu kan ? Badan Rita masih sakit. “ pintaku pada Mama.
“ Ya udah, tapi janji nanti kamu harus cerita ke mama apa
yang udah terjadi sampai kamu kaya’ gini dan kenapa kamu bisa ada di makam Anda
! “ pinta mama, yang kujawab dengan anggukan pasti.
Setelah kejadian itu aku berjanji pada diriku sendiri untuk
tidak terpancing keluar lagi ditengah malam, aku juga akan belajar mendengar
nasehat dari orang lain karena aku tau itu pasti untuk kebaikanku sendiri.
Namun, ada satu hal yang membuatku bingung. Apakah kejadian semalam hanya mimpi
dan aku berjalan dalam mimpiku ke makam Anda ? tapi, luka-luka dan pusing ini ?
entahlah. Kepalaku masih sangat pusing untuk memikirkan ini semua, yang jelas
aku tau bahwa tanpa ku sadari selama ini Anda selalu ada didekatku dan
menjagaku.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cerita ini sebelumnya sudah pernah k1za posting di http://mistik.reunion.web.id/4832/pasar-misterius.htm
Tolong ya, klo ada yang mau copast jangan lupa sertakan sumber, bisa blog ini atau web diatas ^_^
No comments:
Post a Comment