Sunday, December 7, 2014

Ia yang Istimewa




Kawan-kawan, ini tulisan lamaku yang dulu pernah aku posting  http://tulisanku.reunion.web.id. Kali ini tulisan ini akan aku bagi kembali disini. Setidaknya, ini bisa mengurangi rasa rinduku menulis kembali di reunion. Selamat membaca :)
 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Apa kalian pernah berfikir bagaimana rasanya mempunyai seorang anak yang istimewa ? hal itu yang kini aku alami. Selama kehamilan aku tak pernah merasakan firasat apapun. Aku dan suamiku sangat menjaga kehamilan pertamaku ini. Semua orang bahagia menantikan calon anakku. Terlebih aku dan suamiku, kami menantikan kehadirannya selama 2 tahun. Tidak sia-sia kesabaranku dan suami selama ini.  Bahkan ketika ia mengetahui bahwa aku tengah hamil, ia begitu semangatnya ingin membeli perlengkapan bayi. Padahal umur kandunganku saat itu didiagnosis dokter baru 5 minggu.

Selama masa kehamilan, aku yang tadinya sangat malas untuk makan sayur atau meminum susu tiba-tiba berubah drastis, aku senantiasa menjaga kesehatan jabang bayiku dengan memakan makanan yang dibilang orang sangat bagus untuk ibu hamil. Ibuku yang sudah hampir melewati umur setengah abadpun seringkali datang dan membantuku dirumah karena beliau khawatir akan kondisiku yang masih rentan. Padahal aku merasa bisa melakukan kegiatan dirumah. sangat beruntung selama masa kehamilan aku tidak pernah merasakan ngidam yang menyakitkan walau kadang sesekali aku sering mual. Sedangkan suamiku yang merupakan anak ke-2 dari dua bersaudara selalu dititipi tips-tips menjaga istri yang tengah hamil oleh kakaknya, kalian pasti heran kemana mertuaku ? Ya, beliau telah lama meninggal dunia, bahkan sebelum aku berkenalan dengan suamiku yang kini bekerja disebuah perusahaan distributor motor yang cukup ternama didaerahku.

Suatu hari untuk pertama kalinya aku datang seorang diri untuk melakukan USG terhadap janinku. Aku sangat bahagia melihat perkembangannya didalam kandungan. Pulangnya dengan bahagia kutunjukkan hasil USG itu kepada suamiku.

“ Liat deh, Yah. Anak kita lucu ya ? “ tanyaku riang.

“ Iya dong ma. “ ucap suamiku seraya tersenyum.

“ Adek, jangan nakal ya sayang diperut mama ? Ayah tunggu adek diluar sini. “ Lanjut suamiku sembari mengelus perutku. Kami berdua sangat bahagia.

29-April-2013

Aku mengalami kontraksi. Ibuku yang saat itu tengah berada dirumahku langsung membawaku kerumah sakit terdekat. 8 jam aku mengalami kontraksi. Rasa sakit sungguh kurasa teramat menyiksaku. Bahkan, aku sempat berfikir bahwa aku akan meninggal. Aku menangis menahan sakit. Suamiku yang datang setelah ditelpon ibuku terlihat sangat khawatir melihat keadaanku. Entah apa yang dilakukannya, begitu melihatku menangis menahan sakit ia langsung keluar. belakangan aku tau ternyata ia pergi ke mushalla rumah sakit untuk shalat dan berdoa agar persalinanku lancar dan anak kami selamat.

30-April-2013. 00.15

Anakku lahir dengan selamat tanpa kurang satu apapun. Suamiku yang menemaniku selama proses persalinan menunjukkan raut wajah terharu dan bahagia. Setelah bayiku dibersihkan oleh perawat, kami sepakat memberikannya nama ‘Atiqah Nabila Taqiya’ yang berarti kurang lebih wanita cantik yang terhormat dan bertakwa. Namun, ada satu hal yang membuatku dan suamiku terpukul. Seperti yang kukatakan tadi, anakku istimewa. Kata dokter ia mengidap autis.

Anak pertama kami yang sangat kami damba-dambakan mengidap autis. Aku menangis. Bukannya aku malu mempunyai anak dengan keistimewaannya ini, tapi aku sangat sedih memikirkan masa depannya. Bagaimana kelak jika kelak ia dewasa menghadapi kehidupan yang keras ini ? sedangkan Kia anak kami mempunyai dunianya sendiri yang bisa dibilang selamanya akan merasa menjadi anak-anak. Aku terisak dipelukan suamiku.

“ Mama, Ayah tau perasaa Mama saat ini. Ayah juga sedih, dan terpukul. “ Suamiku menenangkanku.

“ Tapi mama harus percaya ini adalah kehendak Allah yang terbaik untuk anak kita. “ lanjutnya.

“ Tapi, kenapa harus anak kita Yah ? “ Tangisku makin menjadi.

“ Ma, mungkin Allah member kita cobaan ini karena Dia merasa kita mampu untuk menerima ini semua. Ingat Ma, Allah tidak akan memberikan cobaan yang melebihi batas kemampuan hamba-Nya. “

“ Mama harus tenang, sekarang mama istirahat dan pulihkan keadaan mama, agar kita dapat segera membawa putri kecil kita pulang. Ya ? “ kata-kata suamiku benar-benar mampu menenangkanku yang kemudian kujawab dengan anggukan kepala.

‘ Ya Allah, terimakasih sudah Kau berikan suami sebaik Mas Andri kepadaku.’ Kalimat ini kuucapkan didalam hati.

Ditengah malam aku terbangun dan melihat suamiku yang tengah berdoa sembari menangis. Entah apa yang sedang di curhatkannya kepada Allah. Tapi, aku yakin dia tengah berdoa untukku dan anak kami. Sejak malam itu, aku berjanji akan selalu tegar dihadapan suamiku dan akan merawat anak kami Kia agar ia bisa menjadi sosok yang tegar walau mungkin ia tak akan pernah mengerti dengan apa yang terjadi padanya.

 Kini Kia anakku telah berumur 7 tahun dan mempunyai seorang adik laki-laki yang kelak akan menjadi sosok yang menggantikan kami untuk menjaganya. Ia memang seringkali bertingkah seperti anak berumur 2 tahun. Dan Alhamdulillah hingga diumurnya yang menginjak 7 tahun ini, ia merupakan anak yang sangat ceria, walau kadang banyak tatapan aneh yang memandangnya dengan keterbatasannya. Tidak jarang hal itu melukai hatiku, tapi aku selalu berusaha tegar dan membalas tatapan mereka dengan tersenyum.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

kisah ini k1za memang 100% fiksi yang terinspirasi dari salah satu keponakan k1za yang memang mengidap autis. Tapi walaupun dengan keterbatasan dan perbedaannya kami semua menyayanginya dan tidak pernah malu mengakui bahwa ia ada diantara kami. Dia adalah karunia Allah yang patut disyukuri. Terimakasih sudah membaca kisah k1za kali ini. Mohon maaf jika tulisan k1za kali ini menyinggung orang tertentu atau terdapat kesalahan disana sini dalam penulisan.

No comments:

Post a Comment