udah lama gk nongol :D
kali ini, ane bakal bagiin cermis tulisan ane yang sebelumnya udah ane terbitin di http://mistik.reunion.web.id. Atau mungkin ada yang pengen share cerita mistik. Bisa mampir disono atau dimari nih, blog ane :D
be-te-we biar kagak banyak ngobrol, langsung aja ye, ini dia nih tulisan ane ;)
Selamat Membaca ^_^
------------------------------------
Kali ini k1za akan bercerita lagi seputaran kisah sepupu
k1za yang saat itu masih sebagai mahasiswi disebuah universitas swasta yang
cukup ternama di Lombok. Ia kuliah di fakultas kesehatan universitas itu dan
mengambil jurusan Akademi Kebidanan yang kemudian disusul oleh kakak k1za untuk
kuliah diuniversitas, fakultas bahkan jurusan yang sama ( benar-benar saudara
yang solid ). Kisah ini diceritakannya kepada k1za dan saudara-saudara sepupu
yang lain saat berkumpul ketika lebaran.
Sebut saja nama kakak itu mbok (- bahasa halus- panggilan
untuk kakak perempuan ) Indi. Ketika itu kami tengah berkumpul untuk saling
berbagi cerita. Tiba-tiba karena teringat kakakku yang juga merupakan mahasiswa
di universitas dan jurusan yang sama. Akhirnya mereka berdua asyik ngobrol
tanpa menghiraukan kami yang ada disekitarnya -_- .
“ Eh Mimi ( nama samara ), udah pernah praktek di puskesmas
Tal*wa** belum ? “ tanyanya kepada kakakku.
“ udah mbok, wah.. disana itu tiang ( saya ) dapat praktek
pas puasa. “ jawab kakakku.
“ Mimi pernah ‘gak ngalamin hal yang aneh-aneh disana selama
praktek ? “ tanyanya lagi yang hanya dijawab gelengan kepala oleh kakakku.
“ kalau mbok, dulu pernah ada yang kesurupan. Kejadiannya
bikin tegang. “ ceritanya seru. Aku yang mendengarkan hanya siap-siap memasang
telinga. Kira-kira begini kisah yang diceritakan oleh sepupuku itu.
OoO
Waktu itu, aku dan beberapa teman dari universitas yang sama
kebetulan mendapat jadwal praktek piket malam. seingatku malam itu kami piket
ber-6. Aku ( sepupuku ), Wati, Mirna, Ami, Mira, dan Arin. Kami ber-6 tidur
diruang bersalin yang kebetulan saa itu kosong. Didalam ruangan itu ada 3 buah
kasur yang kami gunakan untuk tidur. Karena keterbatasan kamipun tidur dengan
masing-masing 1 kasur ber-2. kasur satu diisi olehku dan Ami, kasur dua diisi
oleh Mira dan Arin dan terakhir kasur yang paling pojok diisi oleh Wati dan
Mirna. Setelah beberapa saat kami tertidur, tiba-tiba Mirna terbangun dan
mengajak makan.
“ Teman-teman. Na lapar. “ ujarnya datar. Kami belum
menyadari bahwa Mirna tengah kesurupan, akhirnya kami semua keluar dan mencari
makanan diwarung depan puskesmas. Disana, kami memesan pop mie yang tentunya
diseduh dengan air yang tampaknya masih sangat panas. Setelah siap, kami semua
makan bersamaan dengan perlahan karena kuah pop mie yang masih sangat panas.
Namun, yang membuat kami semua tercengang Mirna seakan-akan tidak merasakan
panas kuah pop mie itu dan memakannya dengan lahap layaknya suzanna yang tengah
memakan sate tanpa jeda. Kami semua terperangah melihatnya, setelah mie yang
dimakannya habis, ia kemudian menyeruput kuah mie yang aku yakin pasti masih
sangat panas dengan wajah datar tanpa ekspresi.
Akhirnya setelah selesai makan kami semua kembali keruang
bersalin. Disana kami kembali mencoba untuk tertidur, namun lagi-lagi Mirna
berbicara dan mengatakan bahwa dirinya lapar.
“ Kan tadi udah makan Na. “ Balasku polos.
“ Tapi, Na masih Lapar. “ Ujarnya dengan nada datar. Kami
yang sudah merasa ada kejanggalan dengan Mirna mencoba untuk tetap tenang
karena saat itu dipuskesmas hanya ada kami ber-6 karena bidan yang jaga tengah
keluar. Entah apa yang ada dipikiran Wati, dia kemudian menyalakan handphonenya
dan menyetel suara orang yang tengah membacakan ayat Qurshi dan meletakkan
handphonenya diatas lemari kecil tempat pasien biasa meletakkan pakaian
seperlunya. Ditengah suasana yang mencekam, Mirna angkat bicara.
“ Wati, panas. Matiin hpnya. “ Ujar mirna.
“ Kenapa Na ? kan nyaman bisa sambilan dengerin suara orang
ngaji. “ Balas Wati dengan ketakutan.
“ Wati. Matiin hpnya. Panas ! “ suara Mirna semakin
meninggi.
“ Panaaasssss !!! “ teriak Mirna lagi.
Kami semua langsung keluar dari ruang bersalin dan mencoba
menghubungi bidan yang berjaga. Bidan tersebut akhirnya datang dengan membawa
seorang ustadz setelah kami menceritakan semuanya. Mirna yang masih sendiri
didatangi oleh ustadz tersebut. Kami tidak berani masuk kedalam karena kejadian
tadi.
Diluar, bidan yang baru saja datang langsung mengomeli kami.
“ Kenapa kalian tidur disana ? kan udah saya kasitau jangan
tidur diruang besalin. Ini alasannya kenapa saya ‘gak ngasi kalian tidur
disana. “ Ujarnya. Kami hanya diam. Sejak itu kami tidak pernah berani untuk
tidur diruang bersalin lagi.
OoO
Akhirnya, obrolan kami dengan mbok Indi malam itu ditutup
karena aku dipanggil oleh ayahku untuk menjaga ponakan-ponakanku dari
sepupu-sepupu yang sangat banyak.
Demikian kisah k1za kali ini, mohon maaf jika ada kesalahan
dalam tulisan maupun kata.
No comments:
Post a Comment