Hola.. ini dia tulisanku yang selanjutnya. Tulisan ini sudah pernah aku terbitkan di web Reunion dan Coretan Cerita Fiksi. trims ^_^
oOo
Apa kalian pernah berfikir bagaimana rasanya mempunyai
seorang anak yang istimewa ? hal itu yang kini aku alami. Selama kehamilan aku
tak pernah merasakan firasat apapun. Aku dan suamiku sangat menjaga kehamilan
pertamaku ini. Semua orang bahagia menantikan calon anakku. Terlebih aku dan
suamiku, kami menantikan kehadirannya selama 2 tahun. Tidak sia-sia kesabaranku
dan suami selama ini. Bahkan ketika ia
mengetahui bahwa aku tengah hamil, ia begitu semangatnya ingin membeli
perlengkapan bayi. Padahal umur kandunganku saat itu didiagnosis dokter baru 5
minggu.
Selama masa kehamilan, aku yang tadinya sangat malas untuk
makan sayur atau meminum susu tiba-tiba berubah drastis, aku senantiasa menjaga
kesehatan jabang bayiku dengan memakan makanan yang dibilang orang sangat bagus
untuk ibu hamil. Ibuku yang sudah hampir melewati umur setengah abadpun
seringkali datang dan membantuku dirumah karena beliau khawatir akan kondisiku
yang masih rentan. Padahal aku merasa bisa melakukan kegiatan dirumah. sangat beruntung
selama masa kehamilan aku tidak pernah merasakan ngidam yang menyakitkan walau
kadang sesekali aku sering mual. Sedangkan suamiku yang merupakan anak ke-2
dari dua bersaudara selalu dititipi tips-tips menjaga istri yang tengah hamil
oleh kakaknya, kalian pasti heran kemana mertuaku ? Ya, beliau telah lama
meninggal dunia, bahkan sebelum aku berkenalan dengan suamiku yang kini bekerja
disebuah perusahaan distributor motor yang cukup ternama didaerahku.
Suatu hari untuk pertama kalinya aku datang seorang diri
untuk melakukan USG terhadap janinku. Aku sangat bahagia melihat
perkembangannya didalam kandungan. Pulangnya dengan bahagia kutunjukkan hasil
USG itu kepada suamiku.
“ Liat deh, Yah. Anak kita lucu ya ? “ tanyaku riang.
“ Iya dong ma. “ ucap suamiku seraya tersenyum.
“ Adek, jangan nakal ya sayang diperut mama ? Ayah tunggu
adek diluar sini. “ Lanjut suamiku sembari mengelus perutku. Kami berdua sangat
bahagia.
29-April-2013
Aku mengalami kontraksi. Ibuku yang saat itu tengah berada
dirumahku langsung membawaku kerumah sakit terdekat. 8 jam aku mengalami
kontraksi. Rasa sakit sungguh kurasa teramat menyiksaku. Bahkan, aku sempat
berfikir bahwa aku akan meninggal. Aku menangis menahan sakit. Suamiku yang
datang setelah ditelpon ibuku terlihat sangat khawatir melihat keadaanku. Entah
apa yang dilakukannya, begitu melihatku menangis menahan sakit ia langsung
keluar. belakangan aku tau ternyata ia pergi ke mushalla rumah sakit untuk
shalat dan berdoa agar persalinanku lancar dan anak kami selamat.
30-April-2013. 00.15
Anakku lahir dengan selamat tanpa kurang satu apapun.
Suamiku yang menemaniku selama proses persalinan menunjukkan raut wajah terharu
dan bahagia. Setelah bayiku dibersihkan oleh perawat, kami sepakat
memberikannya nama ‘Atiqah Nabila Taqiya’ yang berarti kurang lebih wanita
cantik yang terhormat dan bertakwa. Namun, ada satu hal yang membuatku dan
suamiku terpukul. Seperti yang kukatakan tadi, anakku istimewa. Kata dokter ia
mengidap autis.
Anak pertama kami yang sangat kami damba-dambakan mengidap
autis. Aku menangis. Bukannya aku malu mempunyai anak dengan keistimewaannya
ini, tapi aku sangat sedih memikirkan masa depannya. Bagaimana kelak jika kelak
ia dewasa menghadapi kehidupan yang keras ini ? sedangkan Kia anak kami
mempunyai dunianya sendiri yang bisa dibilang selamanya akan merasa menjadi
anak-anak. Aku terisak dipelukan suamiku.
“ Mama, Ayah tau perasaa Mama saat ini. Ayah juga sedih, dan
terpukul. “ Suamiku menenangkanku.
“ Tapi mama harus percaya ini adalah kehendak Allah yang
terbaik untuk anak kita. “ lanjutnya.
“ Tapi, kenapa harus anak kita Yah ? “ Tangisku makin
menjadi.
“ Ma, mungkin Allah member kita cobaan ini karena Dia merasa
kita mampu untuk menerima ini semua. Ingat Ma, Allah tidak akan memberikan
cobaan yang melebihi batas kemampuan hamba-Nya. “
“ Mama harus tenang, sekarang mama istirahat dan pulihkan
keadaan mama, agar kita dapat segera membawa putri kecil kita pulang. Ya ? “
kata-kata suamiku benar-benar mampu menenangkanku yang kemudian kujawab dengan
anggukan kepala.
‘ Ya Allah, terimakasih sudah Kau berikan suami sebaik Mas
Andri kepadaku.’ Kalimat ini kuucapkan didalam hati.
Ditengah malam aku terbangun dan melihat suamiku yang tengah
berdoa sembari menangis. Entah apa yang sedang di curhatkannya kepada Allah.
Tapi, aku yakin dia tengah berdoa untukku dan anak kami. Sejak malam itu, aku
berjanji akan selalu tegar dihadapan suamiku dan akan merawat anak kami Kia
agar ia bisa menjadi sosok yang tegar walau mungkin ia tak akan pernah mengerti
dengan apa yang terjadi padanya.
Kini Kia anakku telah
berumur 7 tahun dan mempunyai seorang adik laki-laki yang kelak akan menjadi
sosok yang menggantikan kami untuk menjaganya. Ia memang seringkali bertingkah
seperti anak berumur 2 tahun. Dan Alhamdulillah hingga diumurnya yang menginjak
7 tahun ini, ia merupakan anak yang sangat ceria, walau kadang banyak tatapan
aneh yang memandangnya dengan keterbatasannya. Tidak jarang hal itu melukai
hatiku, tapi aku selalu berusaha tegar dan membalas tatapan mereka dengan
tersenyum.
oOo
kisah ini k1za memang 100% fiksi yang terinspirasi dari
salah satu keponakan k1za yang memang mengidap autis. Tapi walaupun dengan
keterbatasan dan perbedaannya kami semua menyayanginya dan tidak pernah malu
mengakui bahwa ia ada diantara kami. Dia adalah karunia Allah yang patut
disyukuri. Terimakasih sudah membaca kisah k1za kali ini. Mohon maaf jika
tulisan k1za kali ini menyinggung orang tertentu atau terdapat kesalahan disana
sini dalam penulisan.
No comments:
Post a Comment